25 Maret 2011

LUKA


  • DEFINISI
    Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
    Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
    • Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
    • Respon stres simpatis
    • Perdarahan dan pembekuan darah
    • Kontaminasi bakteri
    • Kematian sel

  • PEMBAGIAN LUKA
    • Mekanisme terjadinya luka :
      • Luka insisi (Incised wounds),
        terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
      • Luka memar (Contusion Wound),
        terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
      • Luka lecet (Abraded Wound),
        terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
      • Luka tusuk (Punctured Wound),
        terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
      • Luka gores (Lacerated Wound),
        terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
      • Luka tembus (Penetrating Wound),
        yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
      • Luka Bakar (Combustio)
    • Menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :
      • Clean Wounds (Luka bersih),
        yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
      • Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi),
        merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
      • Contamined Wounds (Luka terkontaminasi),
        termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
      • Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi),
        yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.
    • Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, dibagi menjadi :
      • Stadium I
        Luka Superfisial ("Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
      • Stadium II
        Luka "Partial Thickness" : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
      • Stadium III
        Luka "Full Thickness" : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
      • Stadium IV
        Luka "Full Thickness" yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.

    • Menurut waktu penyembuhan luka dibagi menjadi :
      • Luka akut
        yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
      • Luka kronis
        yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.

  • PROSES PENYEMBUHAN LUKA
    Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan "proses peradangan", yang dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas (heat), Nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase :
    • Fase InflamasiFase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot) dan juga mengeluarkan "substansi vasokonstriksi" yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung 5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local reflex action dan adanya substansi vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin). Histamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis.
      Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.
    • Fase ProliferatifProses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses reonstruksi jaringan.
      Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan "granulasi".
      Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.
    • Fase MaturasiFase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.
      Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.

      Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik (diabetes mielitus).

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
    • Usia
      Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
    • Infeksi
      Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.
    • Hipovolemia
      Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
    • Hematoma
      Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.
    • Benda asing
      Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah ("Pus").
    • Iskemia
      Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
    • Diabetes
      Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.
    • Pengobatan
      · Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera
      · Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
      · Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

  • NURSING MANAGEMENT
    • Dressing/Pembalutan
      • Tujuan :
        • memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
        • absorbsi drainase
        • menekan dan imobilisasi luka
        • mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis
        • mencegah luka dari kontaminasi bakteri
        • meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
        • memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien
      • ALAT DAN BAHAN BALUTAN UNTUK LUKA
        • Bahan untuk Membersihkan Luka
          • Alkohol 70%
          • Aqueous and tincture of chlorhexidine gluconate (Hibitane)
          • Aqueous and tincture of benzalkonium chloride (Zephiran Cloride)
          • Hydrogen Peroxide
          • Natrium Cloride 0.9%
        • Bahan untuk Menutup Luka
          • Verband dengan berbagai ukuran
        • Bahan untuk mempertahankan balutan
          • Adhesive tapes
          • Bandages and binders

  • KOMPLIKASI DARI LUKA
    • Hematoma (Hemorrhage)
      Perawat harus mengetahui lokasi insisi pada pasien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan.
    • Infeksi (Wounds Sepsis)
      Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri.
      Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
      • Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
      • Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh : terkumpulnya pus (bakteri, jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).
      • Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik.
    • Dehiscence dan Eviscerasi
      Dehiscence adalah rusaknya luka bedah
      Eviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka
    • Keloid
      Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga dan tidak pada setiap orang.

FRAKTUR


  • PengertianBeberapa pengertian fraktur menurut beberapa ahli :
    • Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smelter & Bare, 2002).
    • Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 1995).
    • Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (Barret dan Bryant, 1990).
    • Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges, 2000).
    • Fraktur adalah teputusnya jaringan tulang/tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.

  • Jenis Fraktur
    • Berdasarkan sifat fraktur
      • Fraktur tertutup
        Apabila fagmen tulang yang patah tidak tampak dari luar
      • Fraktur terbuka
        Apabila fragmen tulang yang patah tampak dari luar

    • Berdasarkan komplit / tidak komplit fraktur
      • Fraktur komplit
        Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran bergeser dari posisi normal)
      • Fraktur inkomplit
        Patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang
        Misal :
        • Hair line fraktur
        • Green stick fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi yang lain membengkok

    • Berdasarkan bentuk garis patah & hubungan dengan mekanisme tauma
      • Fraktur transversal
        Arah melintang dan merupakan akibat trauma angulasi / langsung
      • Fraktur oblik
        Arah garis patah membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat dari trauma langsung
      • Fraktur spiral
        Arah garis patah spiral dan akibat dari trauma rotasi
      • Fraktur kompresi
        Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)

    • Istilah lain
      • Fraktur komunitif
        Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
      • Fraktur depresi
        Fraktur dengan bentuk fragmen terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah).
      • Fraktur patologik
        Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, tumor, metastasis tulang).
      • Fraktur avulsi
        Tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendon pada perlekatannya.
        (Smelter & Bare, 2002).

  • Etiologi
    • Menurut Oswari E (1993)
      • Kekerasan langsung
        Terkena pada bagian langsung trauma
      • Kekerasan tidak langsung
        Terkena bukan pada bagian yang terkena trauma
      • Kekerasan akibat tarikan otot

    • Menurut Barbara C Long (1996)
      • Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)
      • Fraktur patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)
      • Patah karena letih

  • Manifestasi Klinik
    • Nyeri
    • Deformitas (kelainan bentuk)
    • Krepitasi (suara berderik)
    • Bengkak
    • Peningkatan temperatur local
    • Pergerakan abnormal
    • Echymosis (perdarahan subkutan yang lebar-lebar)
    • Kehilangan fungsi
      (Smelter & Bare, 2002).


  • Prinsip Penatalaksanaan Dengan Konservatif & Operatif
    • Cara Konservatif
      Dilakukan pada anak-anak dan remaja dimana masih memungkinkan terjadinya pertumbuhan tulang panjang. Selain itu, dilakukan karena adanya infeksi atau diperkirakan dapat terjadi infeksi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan gips dan traksi.
      • Gips
        Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah :
        • Immobilisasi dan penyangga fraktur
        • Istirahatkan dan stabilisasi
        • Koreksi deformitas
        • Mengurangi aktifitas
        • Membuat cetakan tubuh orthotik
          Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan gips adalah :
          • Gips yang pas tidak akan menimbulkan perlukaan
          • Gips patah tidak bisa digunakan
          • Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien
          • Jangan merusak / menekan gips
          • Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips / menggaruk
          • Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama

      • Traksi (mengangkat / menarik)
        Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah. Metode pemasangan traksi antara lain :
        • Traksi manual
          Tujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan emergency
        • Traksi mekanik, ada 2 macam :
          • Traksi kulit (skin traction)
            Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot. Digunakan dalam waktu 4 minggu dan beban < 5 kg.
          • Traksi skeletal
            Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal / penjepit melalui tulang / jaringan metal.

        • Kegunaan pemasangan traksi, antara lain :
          • Mengurangi nyeri akibat spasme otot
          • Memperbaiki & mencegah deformitas
          • Immobilisasi
          • Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi)
          • Mengencangkan pada perlekatannya
        • Prinsip pemasangan traksi :
          • Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik
          • Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat dipertahankan
          • Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus
          • Traksi dapat bergerak bebas dengan katrol
          • Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai
          • Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman
        • Cara operatif / pembedahan
          Pada saat ini metode penatalaksanaan yang paling banyak keunggulannya mungkin adalah pembedahan. Metode perawatan ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka. Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur. Hematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. Fraktur kemudian direposisi dengan tangan agar menghasilkan posisi yang normal kembali. Sesudah direduksi, fragmen-fragmen tulang ini dipertahankan dengan alat-alat ortopedik berupa pen, sekrup, pelat, dan paku.

          Keuntungan perawatan fraktur dengan pembedahan antara lain :
          • Ketelitian reposisi fragmen tulang yang patah
          • Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf yang berada didekatnya
          • Dapat mencapai stabilitas fiksasi yang cukup memadai
          • Tidak perlu memasang gips dan alat-alat stabilisasi yang lain
          • Perawatan di RS dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-kasus yang tanpa komplikasi dan dengan kemampuan mempertahankan fungsi sendi dan fungsi otot hampir normal selama penatalaksanaan dijalankan

  • Diagnosa Keperawatan
    • Defisit volume cairan b.d. perdarahan
    • Nyeri akut b/d trauma jaringan syaraf
    • Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri
    • Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. mual, muntah
    • Resti infeksi b.d. imflamasi bakteri ke daerah luka

  • Intervensi Keperawatan
    • Nyeri akut b/d trauma jaringan syaraf
      • Tujuan :
        • Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam klien mampu mengontrol nyeri, dengan kriteria hasil :
        • Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
        • Mengikuti program pengobatan yang diberikan
        • Menunjukan penggunaan tehnik relaksasi
      • Intervansi :
        • Kaji tipe atau lukasi nyeri. Perhatikan intensitas pada skala 0-10. Perhatikan respon terhadap obat.
        • Rasional : Menguatkan indikasi ketidaknyamanan, terjadinya komplikasi dan evaluasi keevektivan intervensi.
        • Motivasi penggunaan tehnik menejemen stres, contoh napas dalam dan visualisasi.
        • Rasional : Meningkatkan relaksasi, memvokuskan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan koping, menghilangkan nyeri.
        • Kolaborasi pemberian obat analgesic
        • Rasional : mungkin dibutuhkan untuk penghilangan nyeri/ketidaknyamanan.
    • Nutisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
      • Tujuan:
        • Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi dengan Kriteria hasil :
          • Makanan masuk
          • BB pasien naik
          • Mual, muntah hilang
      • Intervensi:
        • Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering
          • Rasional: memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi pasien
        • Sajikan menu yang menarik
          • Rasional: Menghindari kebosanan pasien, untuh menambah ketertarikan dalam mencoba makan yang disajikan
        • Pantau pemasukan makanan
          • Rasional: Mengawasi kebutuhan asupan nutrisi pada pasien
        • Kolaborasi pemberian suplemen penambah nafsu makan
          • Rasional: kerjasama dalam pengawasan kebutuhan nutrisi pasien selama dirawat di rumah sakit
    • Ansietas b/d adanya ancaman terhadap konsep diri/citra diri
      • Tujuan :
        • Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam, klien memiliki rentang respon adaptif, dengan kriteria hasil :
          • Tampak relaks dan melaporkan ansietas menurun sampai dapat ditangani.
          • Mengakui dan mendiskusikan rasa takut.
          • Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.
      • Intervensi :
        • Dorong ekspresi ketakutan/marah
          • Rasional : Mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan intervensi.
        • Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah
          • Rasional : Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu klien melalui penilaian awal juga selama pemulihan
        • Berikan informasi akurat tentang perkembangan kesehatan.
          • Rasional : Memberikan informasi yang jujur tentang apa yang diharapkan membantu klien/orang terdekat menerima situasi lebih evektif.
        • Dorong penggunaan menejemen stres, contoh : napas dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi.
          • Rasional : membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dan meningkatkan penigkatan kemampuan koping.




 

 
DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, _____Edisi 8. EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan _____Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih Bahasa : I Made Kanosa, Edisi III. EGC Jakarta.

Hinchliff, Sue. (1996). Kamus Keperawatan. Edisi; 17. EGC : Yakarta.

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 1995. Patofisiologi: CONSEP klinis proses-proses _____penyakit. Yakarta: EGC.


Sudart dan Burnner, (1996). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 3. EGC : Jakarta.

Trauma Saluran Kemih

DEFINISI


Saluran kemih (termasuk ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra) dapat mengalami trauma karena luka tembus (tusuk), trauma tumpul, terapi penyinaran maupun pembedahan.

Gejala yang paling banyak ditemukan adalah terdapatnya darah di urin (hematuria), berkurangnya proses berkemih dan nyeri.
Beberapa trauma dapat menyebabkan nyeri tumpul, pembengkakan, memar, dan jika cukup berat, dapat menurunkan tekanan darah (syok).

Limbah metabolik harus disaring dari darah oleh ginjal dan dibuang melalui saluran kemih, karena itu setiap cedera yang mempengaruhi proses tersebut bisa berakibat fatal.
Mencegah kerusakan menetap pada saluran kemih dan mencegah kematian tergantung kepada diagnosis dan pengobatan yang tepat.


TRAUMA GINJAL


Trauma tumpul sering menyebabkan luka pada ginjal, misalnya karena kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh atau trauma pada saat berolah raga.
Luka tusuk pada ginjal dapat karena tembakan atau tikaman.

Kerusakan yang terjadi bervariasi.
Cedera ringan menyebabkan hematuria yang hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopis, sedangkan cedera berat bisa menyebabkan hematuria yang tampak sebagai air kemih yang berwarna kemerahan.

Jika ginjal mengalami luka berat, bisa terjadi perdarahan hebat dan air kemih bisa merembes ke jaringan di sekitarnya.
Jika ginjal sampai terpisah dari tangkainya yang mengandung vena dan arteri, maka bisa terjadi perdarahan hebat, syok dan kematian.

Trauma yang akibat ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy, suatu prosedur rutin untuk menghancurkan batu ginjal) bisa menyebabkan ditemukannya darah dalam air kemih yang sifatnya sementara, tidak terlalu jelas dan akan membaik dengan sendirinya, tanpa pengobatan khusus.

Pemeriksaan sinar X untuk ginjal dan saluran kemih, misalnya urografi intravena dan CT scan, dapat secara akurat menentukan lokasi dan luasnya cedera.

Pengobatan diawali dengan langkah untuk mengendalikan kehilangan darah dan mencegah syok.
Diberikan cairan intravena untuk menormalkan tekanan darah dan merangsang pembentukan air kemih.
Untuk cedera ringan (misalnya akibat terapi ESWL), dilakukan pengawasan ketat terhadap asupan cairan dan penderita menjalani tirah baring.
Cedera berat yang menyebabkan perdarahan hebat atau kebocoran air kemih ke jaringan di sekitarnya seringkali harus diatasi dengan pembedahan.

Jika aliran darah ke ginjal berkurang, maka jaringan ginjal yang normal bisa mati dan digantikan oleh jaringan parut.
Hal ini bisa menyebabkan tekanan darah tinggi yang terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan setelah terjadinya trauma.

Biasanya jika terdiagnosis dan diobati secara tepat dan cepat, maka sebagian besar trauma ginjal memiliki prognosis yang baik.

TRAUMA URETER


Sebagian besar trauma ureter (saluran dari ginjal yang menuju ke kandung kemih) terjadi selama pembedahan organ panggul atau perut, seperti histerektomi, reseksi kolon atau uteroskopi.
Seringkali terjadi kebocoran air kemih dari luka yang terbentuk atau berkurangnya produksi air kemih.

Gejala biasanya tidak spesifik dan bisa timbul demam atau nyeri.

Penyebab lain trauma ureter adalah luka tembus, biasanya karena luka tembak.
Jarang terjadi trauma ureter akibat pukulan maupun luka tumpul.

Pemeriksaan diagnostik yang biasanya dilakukan adalah urografi intravena, CT scan dan urografi retrograd.

Jika trauma ureter terjadi akibat pembedahan, maka dilakukan pembedahan lainnya untuk memperbaiki ureter.
Ureter bisa disambungkan kembali ke tempat asalnya atau di bagian kandung kemih yang lainnya.
Pada trauma yang tidak terlalu berat, dipasang kateter ke dalam ureter dan dibiarkan selama 2-6 minggu sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan.
Pengobatan terbaik untuk trauma ureter akibat luka tembak atau luka tusuk adalah pembedahan.

TRAUMA KANDUNG KEMIH


Trauma benturan pada panggul yang menyebabkan patah tulang (fraktur) seringkali terjadi pada kecelakaan sepeda motor dan bisa menyebabkan robekan pada kandung kemih.
Luka tembus, biasanya akibat tembakan, juga bisa mencederai kandung kemih.

Gejala utama adalah adanya darah dalam air kemih atau kesulitan untuk berkemih.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan sistografi.

Robekan kecil (laserasi) bisa diatasi dengan memasukkan kateter ke dalam uretra untuk mengeluarkan air kemih selama 7-10 hari dan kandung kemih akan membaik dengan sendirinya.

Untuk luka yang lebih berat, biasanya dilakukan pembedahan untuk menentukan luasnya cedera dan untuk memperbaiki setiap robekan. Selanjutnya air kemih dibuang dari kandung kemih dengan menggunakan 2 kateter, 1 terpasang melalui uretra (kateter trans-uretra) dan yang lainnya terpasang langsung ke dalam kandung kemih melalui perut bagian bawah (kateter suprapubik).
Kateter tersebut dipasang selama 7-10 hari atau diangkat setelah kandung kemih mengalami penyembuhan yang sempurna.

TRAUMA URETRA


Penyebab utama dari trauma uretra adalah patah tulang panggul dan karena kedua kaki mengangkang (pada pria).
Prosedur pembedahan pada uretra atau alat yang dimasukkan ke dalam uretra juga bisa melukai uretra, tetapi lukanya relatif ringan.

Gejalanya adalah ditemukannya darah di ujung penis, hematuria dan gangguan berkemih.
Kadang air kemih merembes ke dalam jaringan di dinding perut, kantung zakar atau perineum (daerah antara anus dan vulva atau kantung zakar).

Penyempitan ureter (striktur) di daerah yang terkena biasanya merupakan komplikasi yang bisa terjadi di kemudian hari.
Hal ini bisa menyebabkan impotensi akibat kerusakan arteri dan saraf penis.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan uretrogram retrograd.

Pengobatan untuk memar ringan adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih selama beberapa hari untuk mengeluarkan air kemih dan uretra akan membaik dengan sendirinya.
Untuk cedera lainnya, pengeluaran air kemih dari uretra dilakukan dengan cara memasang kateter langsung ke dalam kandung kemih.
Untuk struktur uretra dilakukan perbaikan melalui pembedahan.

DAFTAR ISTILAH PHOBIA


Ablutophobia - Takut mencuci atau mandi.
Acarophobia - Takut pada rasa gatal atau serangga yang menyebabkan gatal.
Acerophobia - Takut akan rasa asam.
Achluophobia - Takut akan gelap/kegelapan.
Acousticophobia - Takut akan suara.
Acrophobia - Takut akan ketinggian.
Aerophobia - Takut meneguk, menelan udara,atau material beracun yang ada di udara.
Aeroacrophobia - Takut akan tempat tinggi yang terbuka.
Aeronausiphobia - Takut akan muntah atau mabuk udara.
Agateophobia - Takut akan kegilaan.
Agliophobia - Takut akan rasa sakit.
Agoraphobia - Takut pada tempat terbuka, takut di kerumunan orang, tempat umum seperti pasar. Takut untuk meninggalkan tempat yang aman.
Agraphobia - Takut akan pelecehan seksual.
Agrizoophobia - Takut aklan binatang liar.
Agyrophobia - Takut pada jalan atau menyebrang jalan.
Aichmophobia - Takut pada jarum atau benda benda yang mempunyai ujung.
Ailurophobia - Takut pada kucing.
Albuminurophobia - Takut akan penyakit ginjal.
Alektorophobia - Takut pada ayam.
Algophobia - Takut pada rasa sakit.
Alliumphobia - Takut pada bawang putih.
Allodoxaphobia - Takut akan pendapat orang.
Altophobia - Takut akan ketinggian.
Amathophobia - Takut akan debu.
Amaxophobia - Takut mengendarai mobil.
Ambulophobia - Takut berjalan.
Amnesiphobia - Takut amnesia.
Amychophobia - Takut pada goresan atau takut tergores.
Anablephobia - Takut melihat ke atas.
Ancraophobia - Takut pada angin. (Anemophobia)
Androphobia - Takut pada laki-laki.
Anemophobia - Takut pada angin.(Ancraophobia)
Anginophobia - Takut radang tenggorokan, tersedak.
Anglophobia - Takut pada negara dan kebudayaan inggris, dll.
Angrophobia - Takut pada kemarahan atau takut marah.
Ankylophobia - Takut sikap tak bergerak suatu sambungan.
Anthrophobia or Anthophobia - Takut pada bunga.
Anthropophobia - Takut pada orang atau masyarakat.
Antlophobia - Takut akan banjir.
Anuptaphobia - Takut hidup sendiri.
Apeirophobia - Takut akan sesuatu yang tak berakhir.
Aphenphosmphobia - Takut disentuh. (Haphephobia)
Apiphobia - Takut pada lebah.
Apotemnophobia - Takut kepada orang yang diamputasi.
Arachibutyrophobia - Takut pada selai kacang yang menempel pada langit-langit mulut.
Arachnephobia or Arachnophobia - Takut pada laba-laba.
Arithmophobia - Takut pada angka.
Arrhenphobia - Takut pada laki-laki.
Arsonphobia - Takut pada api.
Asthenophobia - Takut pingsan dan takut lemah.
Astraphobia or Astrapophobia - Takut pada guntur dan kilat.(Ceraunophobia, Keraunophobia)
Astrophobia - Takut pada bintang-bintang atau hal yang berhubungan dengan angkasa.
Asymmetriphobia - Takut pada benda-benda asimetris.
Ataxiophobia - Takut akan ataxia. (diskoordinasi otot)
Ataxophobia - Takut akan ketidakteraturan atau ketidakrapihan.
Atelophobia - Takut akan ketidaksempurnaan.
Atephobia - Takut akan runtuh atau reruntuhan.
Athazagoraphobia - Takut dilupakan atau diabaikan atau terlupakan.
Atomosophobia - Takut akan ledakan atom.
Atychiphobia - Takut akan kegagalan.
Aulophobia - Takut akan seruling.
Aurophobia - Takut pada emas.
Auroraphobia - Takut akan cahaya di utara.
Autodysomophobia - Takut pada orang yang berbau tidak sedap.
Automatonophobia - Takut pada boneka yang berbicara melalui suara perut , makhluk-makhluk animasi, patung lilin - segala sesuatu yang secara memberikan sensasi hidup
Automysophobia - Takut kotor.
Autophobia - Takut ditinggal sendiri atau menyendiri.
Aviophobia or Aviatophobia - Takut terbang.
Bacillophobia - Takut pada mikroba.
Bacteriophobia - Takut pada bacteria.
Ballistophobia - Takut pada peluru dan peluru kendali.
Bolshephobia - Takut pada Bolsheviks.
Barophobia - Takut pada gravitasi.
Basophobia or Basiphobia - ketidakmampuan untuk berdiri. Takut untuk berjalan atau jatuh.
Bathmophobia - Takut akan tangga atau tempat sempit.
Bathophobia - Takut kedalaman.
Batophobia - Takut ketinggian atau dekat dengan bangunan tinggi.
Batrachophobia - Takut pada binatang amphibi, seperti katak, kadal air, salamander, dll.
Belonephobia - Takut pada peniti dan jarum. (Aichmophobia)
Bibliophobia - Takut pada buku.
Blennophobia - Takut pada lumpur/kotoran.
Bogyphobia - Takut pada bogey atau bogeyman.
Botanophobia - Takut pada tanaman.
Bromidrosiphobia or Bromidrophobia - Takut pada bau badan.
Brontophobia - Takut pada guntur dan petir.
Bufonophobia - Takut pada kodok.
Cacophobia - Takut akan keburukan.
Cainophobia or Cainotophobia - Takut pada hal yang baru, kesenangan baru.
Caligynephobia - Takut pada wanita cantik.
Cancerophobia or Carcinophobia - Takut kanker.
Cardiophobia - Takut pada hati/jantung.
Carnophobia - Takut pada daging.
Catagelophobia - Takut ditertawakan.
Catapedaphobia - Takut melompat dari tempat tinggi dan tempat rendah.
Cathisophobia - Takut untuk duduk.
Catoptrophobia - Takut akan cermin.
Cenophobia or Centophobia - Takut pada hal atau ide baru.
Ceraunophobia or Keraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Chaetophobia - Takut pada rambut.
Cheimaphobia or Cheimatophobia - Takut pada hawa dingin.(Frigophobia, Psychophobia)
Chemophobia - Takut pada bahan kimia atau bekerja dengan bahan kimia.
Cherophobia - Takut pada keriangan/kegembiraan.
Chionophobia - Takut pada salju.
Chiraptophobia - Takut disentuh.
Chirophobia - Takut pada tangan.
Cholerophobia - Takut marah atau takut pada kolera.
Chorophobia - Takut menari.
Chrometophobia or Chrematophobia - Takut pada uang.
Chromophobia or Chromatophobia - Takut pada warna.
Chronophobia - Takut pada waktu.
Chronomentrophobia - Takut pada jam.
Cibophobia - Takut pada makanan.(Sitophobia, Sitiophobia)
Claustrophobia - Takut pada ruang terbatas.
Cleithrophobia or Cleisiophobia - Takut terkunci di tempat tertutup.
Cleptophobia - Takut kecurian.
Climacophobia - Takut pada tangga, mamanjat, atau takut jatuh dari tangga.
Clinophobia - Takut untuk tidur.
Clithrophobia or Cleithrophobia - Takut untuk disertakan.
Cnidophobia - Takut pada sengatan.
Cometophobia - Takut pada komet.
Coimetrophobia - Takut pada kuburan.
Coitophobia - Takut unutk bersetubuh.
Contreltophobia - Takut akan pelecehan seksual.
Coprastasophobia - Takut akan sembelit.
Coprophobia - Takut pada kotoran/tinja.
Consecotaleophobia - Takut pada sumpit.
Coulrophobia - Takut pada badut.
Counterphobia - Preferensi para phobia untuk situasi yang menakutkan.
Cremnophobia - Takut pada situasi berbahaya.
Cryophobia - Takut pada dingin yang ekstrim, es atau beku.
Crystallophobia - Takut pada kristal atau kaca.
Cyberphobia - Takut pada komputer atau bekerja menggunakan komputer.
Cyclophobia - Takut pada sepeda roda dua.
Cymophobia or Kymophobia - Takut pada ombak atau gerkan menyerupai ombak.
Cynophobia - Takut apada anjing atau rabies.
Cypridophobia or Cypriphobia or Cyprianophobia or Cyprinophobia - Takut pada wanita tuna susila or penularan penyakit melalui hubungan intim.
Decidophobia - Takut untuk mengambil keputusan.
Defecaloesiophobia - Takut akan pergerakan isi perut yang menyakitkan.
Deipnophobia - Takut akan makan malam dan obrolan pada saat makan malam.
Dementophobia - Takut akan kegilaan.
Demonophobia or Daemonophobia - Takut pada iblis.
Demophobia - Takut pada kerumunan orang. (Agoraphobia)
Dendrophobia - Takut pada pohon.
Dentophobia - Takut pada doktor gigi.
Dermatophobia - Takut pada luka kulit.
Dermatosiophobia or Dermatophobia or Dermatopathophobia - Takut pada penyakit kulit.
Dextrophobia - Takut pada benda yang ada di sebelah kanan badan.
Diabetophobia - Takut pada diabetes.
Didaskaleinophobia - Takut pergi ke sekolah.
Dikephobia - Takut akan keadilan.
Dinophobia - Takut akan kepeningan/kepusinngan atau whirlpool.
Diplophobia - Takut akan penglihatan ganda.
Dipsophobia - Takut pada minuman.
Dishabiliophobia - Takut membuka baju didepan seseorang.
Domatophobia - Takut pada rumah atau berada di dalam rumah.(Eicophobia, Oikophobia)
Doraphobia - Takut pada bulu, atau bulu binatang.
Doxophobia - Takut mengemukakan pendapat atau menerima pujian.
Dromophobia - Takut menyebrang jalan.
Dutchphobia - Takut pada orang belanda.
Dysmorphophobia - Takut pada kelainan bentuk/bentuk yang cacat.
Dystychiphobia - Takut pada kecelakaan.
Ecclesiophobia - Takut pada gereja.
Ecophobia - Takut pada kampung halaman/rumah sendiri.
Eicophobia - Takut pada lingkungan sekitar rumah.(Domatophobia, Oikophobia)
Eisoptrophobia - Takut pada cermin atau melihat diri sendiri pada cermin.
Electrophobia - Takut pada listrik.
Eleutherophobia - Takut akan kebebasan.
Elurophobia - Takut pada kucing. (Ailurophobia)
Emetophobia - Takut muntah/ muntahan.
Enetophobia - Takut pada peniti.
Enochlophobia - Takut pada kerumunan orang.
Enosiophobia or Enissophobia - Takut mengalami dosa tak termaafkana atau takut kecaman.
Entomophobia - Takut pada serangga.
Eosophobia - Takut pada senja atau subuh.
Ephebiphobia - Takut pada anak muda.
Epistaxiophobia - Takut pada hidung berdarah.
Epistemophobia - Talut pada ilmu pengetahuan.
Equinophobia - Takut pada kuda.
Eremophobia - Takut sendirian atau ditinggal sendirian.
Ereuthrophobia - Takut muka memerah.
Ergasiophobia - 1) Takut pada pekerjaan. 2) ahli bedah : Takut untuk mengoperasi.
Ergophobia - Takut unutk bekerja.
Erotophobia - Takut pada cinta seksual atau pertanyaan seksual.
Euphobia - Takut mendengarkan kabar baik.
Eurotophobia - Takut pada alat kelamin wanita.
Erythrophobia or Erytophobia or Ereuthophobia - 1) Takut pada lampu merah. 2) memerah. 3) warna merah.
Febriphobia or Fibriphobia or Fibriophobia - Takut akan demam.
Felinophobia - Takut pada kucing. (Ailurophobia, Elurophobia, Galeophobia, Gatophobia)
Francophobia - Takut pada negara dan kebudayaan perancis. (Gallophobia, Galiophobia)
Frigophobia - Takut dingin atau benda-benda yang dingin.(Cheimaphobia, Cheimatophobia, Psychrophobia)
Galeophobia or Gatophobia - Takut pada Kucing.
Gallophobia or Galiophobia - Takut pada negara dan kebudayaan perancis. (Francophobia)
Gamophobia - Takut akan pernikahan.
Geliophobia - Takut tertawa.
Geniophobia - Takut pada dagu.
Genophobia - Takut pada sex.
Genuphobia - Takut pada lutut.
Gephyrophobia or Gephydrophobia or Gephysrophobia - Takut melewati jembatan.
Germanophobia - Takut pada bangsa dan kebudayaan jerman.
Gerascophobia - Takut menjadi tua.
Gerontophobia - Takut pada orang tua/lanjut usia dan takut menjadi tua.
Geumaphobia or Geumophobia - Takut pada cita rasa/selera.
Glossophobia - Takut berbicara di depan umum, atau takut mencoba untuk berbicara.
Gnosiophobia - Takut pada ilmu pengetahuan.
Graphophobia - Takut unutk menulis atau takut pada tulisan tangan.
Gymnophobia - Takut pada kedaan telanjang.
Gynephobia or Gynophobia - Takut pada wanita.
Hadephobia - Takut neraka.
Hagiophobia - Takut pada orang suci dan segala sesuatu yang suci.
Hamartophobia - Takut berbuat dosa.
Haphephobia or Haptephobia - Takut disentuh.
Harpaxophobia - Takut dirampok.
Hedonophobia - Takut melakukan/mendapat kesenangan.
Heliophobia - Takut pada matahari.
Hellenologophobia - Takut pada istilah-istilah yunani atau terminologi ilmu pengetahuan yang kompleks.
Helminthophobia - Takut dikerubuti oleh cacing.
Hemophobia or Hemaphobia or Hematophobia - Takut pada darah.
Heresyphobia or Hereiophobia - Takut akan tantangan pada ajaran resmi atau penyimpangan radikal.
Herpetophobia - Takut pada reptil atau binatang merayap yang mengerikan.
Heterophobia - Takut pada lawan jenis. (Sexophobia)
Hexakosioihexekontahexaphobia - Takut pada nomor 666.
Hierophobia - Takut pada pendeta atau hal-hal keramat.
Hippophobia - Takut pada kuda.
Hippopotomonstrosesquippedaliophobia - Takut pada kata-kata panjang.
Hobophobia - Takut pada gelandangan dan pengemis.
Hodophobia - Takut untuk melakukan perjalanan darat.
Hormephobia - Takut pada goncangan/getaran.
Homichlophobia - Takut pada kabut.
Homilophobia - Takut pada khotbah/nasehat.
Hominophobia - Takut pada laki-laki.
Homophobia - Takut pada kesamaan, monotony atau homoseksual atau menjadi homoseks.
Hoplophobia - Takut pada senjata api.
Hydrargyophobia - Takut pada obat-obatan yang mengandung merkuri.
Hydrophobia - Takut pada air atau rabies.
Hydrophobophobia - Takut pada rabies.
Hyelophobia or Hyalophobia - Takut pada kaca.
Hygrophobia - Takut pada benda cair, kelembabpan.
Hylephobia - Takut akan materialisme atau takut akan epilepsi
Hylophobia - Takut pada hutan.
Hypengyophobia or Hypegiaphobia - Takut untuk melakukan tanggung jawab.
Hypnophobia - Takut untuk tidur atau Takut dihipnotis.
Hypsiphobia - Takut pada ketinggian.
Iatrophobia - Takut pergi ke doktor atau takut pada doktor.
Ichthyophobia - Takut pada ikan.
Ideophobia - Takut pada ide-ide.
Illyngophobia - Takut vertigo atau merasa pusing jika melihat ke bawah.
Iophobia - Takut pada racun.
Insectophobia - Takut pada serangga.
Isolophobia - Takut diasingkan, atau sendirian.
Isopterophobia - Takut pada rayap, serangga yang memakan kayu.
Ithyphallophobia - Takut untuk melihat, memikirkan atau mengalami ereksi.
Japanophobia - Takut pada orang jepang.
Judeophobia - Takut pada orang yahudi.
Kainolophobia or Kainophobia - Takut akan sesuatu yang baru,ide baru.
Kakorrhaphiophobia - Takut akan kegagalan atau dikalahkan.
Katagelophobia - Takut ditertawakan.
Kathisophobia - Takut untuk duduk.
Kenophobia - Takut pada kekosongan atau tempat yang kosong.
Keraunophobia or Ceraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Kinetophobia or Kinesophobia - Takut pada gerakan.
Kleptophobia - Takut kecurian/mencuri.
Koinoniphobia - Takut pada ruangan.
Kolpophobia - Takut pada alat kelamin, khusunya alat kelamin wanita.
Kopophobia - Takut kelelahan/kepenatan.
Koniophobia - Takut pada debu. (Amathophobia)
Kosmikophobia - Takut pada fenomena luar angkasa.
Kymophobia - Takut pada ombak.gelombang. (Cymophobia)
Kynophobia - Takut rabies.
Kyphophobia - Takut unutk berhenti.
Lachanophobia - Takut pada sayuran.
Laliophobia or Lalophobia - Takut untuk berbicara.
Leprophobia or Lepraphobia - Takut pada penyakit kusta.
Leukophobia - Takut pada warna putih.
Levophobia - Takut pada sesuatu di sebelah kiri tubuh.
Ligyrophobia - Takut pada suara keras/kencang.
Lilapsophobia-Takut pada topan dan angin puyuh.
Limnophobia - Takut pada danau.
Linonophobia - Takut pada tali.
Liticaphobia - Takut pada tuntutan hukum.
Lockiophobia - Takut pada kelahiran anak.
Logizomechanophobia - Takut pada komputer.
Logophobia - Takut pada kata-kata.
Luiphobia - Takut pada shipilis.
Lutraphobia - Takut pada berang-berang.
Lygophobia - Takut pada kegelapan/takut gelap.
Lyssophobia - Takut pada rabies atau menjadi gila.
Macrophobia - Takut akan menunggu lama.
Mageirocophobia - Takut untuk memasak.
Maieusiophobia - Takut pada kelahiran anak.
Malaxophobia - Takut pada permainan cinta. (Sarmassophobia)
Maniaphobia - Takut pada kegilaan.
Mastigophobia - Takut pada hukuman.
Mechanophobia - Takut pada mesin.
Medomalacuphobia - Takut kehilangan ereksi.
Medorthophobia - Takut pada ereksi penis.
Megalophobia - Takut pada benda-benda yang besar.
Melissophobia - Takut pada lebah.
Melanophobia - Takut pada warna hitam.
Melophobia - Takut atau benci musik.
Meningitophobia - Takut pada penyakit otak.
Menophobia - Takut pada mentruasi.
Merinthophobia - Takut terikat atau diikat.
Metallophobia - Takut pada logam.
Metathesiophobia - Takut pada perubahan.
Meteorophobia - Takut pada meteor.
Methyphobia - Takut pada alkohol.
Metrophobia - Takut atau benci pada puisi.
Microbiophobia - Takut pada mikroba. (Bacillophobia)
Microphobia - Takut pada benda-benda kecil.
Misophobia or Mysophobia - Takut terkontaminasi kotoran atau kuman.
Mnemophobia - Takut pada kenangan.
Molysmophobia or Molysomophobia - tajut pada kotoran atau kontaminasi.
Monophobia - Takut pada pengasingan atau diasingkan.
Monopathophobia - Takut pada penyakit tertentu/nyata.
Motorphobia - Takut pada kendaraan bermotor.
Mottephobia - Takut pada ngengat.
Musophobia or Muriphobia - Takut pada tikus.
Mycophobia - Takut atau keseganan pada jamur.
Mycrophobia - Takut akan benda-benda yang kecil.
Myctophobia - Takut gelap/kegelapan.
Myrmecophobia - Takut pada semut.
Mythophobia - Takut pada mitos atau cerita atau pernyataan salah.
Myxophobia - Takut pada kotoran. (Blennophobia)
Nebulaphobia - Takut pada anjing. (Homichlophobia)
Necrophobia - Takut mati atau benda/sesuatu yang mati.
Nelophobia - Takut pada kaca.
Neopharmaphobia - Takut pada obat-obatan baru.
Neophobia - Takut pada segala sesuatu yang baru.
Nephophobia - Takut pada awan.
Noctiphobia - Takut pada malam.
Nomatophobia - Takut pada nama.
Nosocomephobia - Takut pada rumah sakit.
Nosophobia or Nosemaphobia - Takut sakit.
Nostophobia - Takut untuk kembali ke rumah.
Novercaphobia - Takut pada ibu tiri.
Nucleomituphobia - Takut pada senjata nuklir.
Nudophobia - Takut telanjang.
Numerophobia - Takut pada angka.
Nyctohylophobia - Takut pada hutan yang gelap atau hutan pada malam hari
Nyctophobia - Takut pada kegelapan atau takut pada malam hari.
Obesophobia - Takut bertambah berat badan. (Pocrescophobia)
Ochlophobia - Takut pada kerumunan atau gerombolan orang banyak.
Ochophobia - Takut pada kendaraan.
Octophobia - Takut pada angka 8.
Odontophobia - Takut pada gigi atau preasi gigi.
Odynophobia or Odynephobia - Takut sakit/kesakitan. (Algophobia)
Oenophobia - Takut pada wine.
Oikophobia - Takut pada lingkungan rumah, rumah.(Domatophobia, Eicophobia)
Olfactophobia - Takut pada bau-bauan.
Ombrophobia - Takut pada hujan atau takut kehujanan.
Ommetaphobia or Ommatophobia - Takut pada mata.
Oneirophobia - Takut pada mimpi.
Oneirogmophobia - Takut mimpi basah.
Onomatophobia - Takut mendengarkan kata atau nama tertentu.
Ophidiophobia - Takut pada ular. (Snakephobia)
Ophthalmophobia - Takut ditatap orang lain.
Opiophobia - Takut pada pengalaman doktor pengobatan menulis resep unutk penyakit pasiennya
Optophobia - Takut pada mata yang terbuka sebelah.
Ornithophobia - Takut pada burung.
Orthophobia - Takut pada lahan/properti.
Osmophobia or Osphresiophobia - Takut pada bau yang tak sedap.
Ostraconophobia - Takut pada kerang.
Ouranophobia or Uranophobia - Takut pada surga.
Pagophobia - Takut pada es atau beku.
Panthophobia - Takut pada penderitaan dan penyakit.
Panophobia or Pantophobia - Takut pada segala hal.
Papaphobia - Takut pada Paus(pimpinan tertinggi katholik roma).
Papyrophobia - Taut pada kertas.
Paralipophobia - Takut untuk mengabaikan tugas dan bertanggung jawab.
Paraphobia - Takut pada perbuatan seks tak wajar.
Parasitophobia - Takut pada parasit.
Paraskavedekatriaphobia - Takut pada hari jumat tanggal 13.
Parthenophobia - Takut pada perawan atau wanita muda.
Pathophobia - Takut pada penyakit.
Patroiophobia - Takut pada keturunan/hal yang baka/abadi.
Parturiphobia - Takut pada kelahiran anak.
Peccatophobia - Takut berdosa atau membayangkan kejahatan.
Pediculophobia - Takut pada kutu.
Pediophobia - Takut pada boneka.
Pedophobia - Takut pada anak-anak.
Peladophobia - Takut pada orang botak/plontos/gundul.
Pellagrophobia - Takut pada penyakit yang disebabkan oleh makanan.
Peniaphobia - Takut pada kemiskinan.
Pentheraphobia - Takut apda ibu mertua. (Novercaphobia)
Phagophobia - Takut untuk menelan,makan atau takut dimakan.
Phalacrophobia - Takut menjadi botak.
Phallophobia - Takut pada penis, terutama yang ereksi.
Pharmacophobia - Takut untuk menjalankan pengobatan.
Phasmophobia - Takut pada hantu.
Phengophobia - Takut pada siang hari atau sinar matahari.
Philemaphobia or Philematophobia - Takut berciuman.
Philophobia - Takut jatuh cinta atau dicintai.
Philosophobia - Takut pada filosofi.
Phobophobia - Takut pada phobia.
Photoaugliaphobia - Takut pada cahaya terang.
Photophobia - Takut pada cahaya.
Phonophobia - Takut pada suara,atau suarnya sendiri di telepon.
Phronemophobia - Takut unutk berfikir.
Phthiriophobia - Takut pada kutu. (Pediculophobia)
Phthisiophobia - Takut pada TBC.
Placophobia - Takut pada batu nisan.
Plutophobia - Takut kaya/menjadi kaya/kekayaan.
Pluviophobia - Takut hujan atau kehujanan.
Pneumatiphobia - Takut pada roh.
Pnigophobia or Pnigerophobia - Takut tersedak atau takut tercekik.
Pocrescophobia - Takut bertambah berat badan. (Obesophobia)
Pogonophobia - Takut pada jenggot.
Poliosophobia - Takut penyakit lumpuh.
Politicophobia - Takut atau ketidaksukaan berlebih terhadap politisi.
Polyphobia - Takut akan banyak hal.
Poinephobia - Takut akan hukuman.
Ponophobia - Takut terlalu banyak kerja atau kesakitan.
Porphyrophobia - Takut pada warna ungu.
Potamophobia - Takut pada sungai atau air mengalir.
Potophobia - Takut pada alkohol.
Pharmacophobia - Taku pada obat-obatan.
Proctophobia - Takut pada rectums.
Prosophobia - Takut pada perkembangan.
Psellismophobia - Takut berbicara gagap.
Psychophobia - Takut pada pikiran.
Psychrophobia - Takut pada dingin.
Pteromerhanophobia - Takut terbang.
Pteronophobia - Takut dikelitik bulu.
Pupaphobia - Takut pada boneka/wayang .
Pyrexiophobia - Takut pada demam.
Pyrophobia - Takut pada api.
Radiophobia - Takut pada radiasi, sinar x.
Ranidaphobia - Takut pada katak.
Rectophobia - Takut pada rectum atau penyakit dubur.
Rhabdophobia - Takut akan dihukum berat atau dipukul dengan balok, atau dikecam keras. juga takut pada hal magis. (tongkat sihir)
Rhypophobia - Takut buang air besar.
Rhytiphobia - Takut mendapat kerutan.
Rupophobia - Takut pada debu.
Russophobia - Takut pada orang rusia.
Samhainophobia: Takut pada Halloween.
Sarmassophobia - Takut pada permainan cinta. (Malaxophobia)
Satanophobia - Takut pada setan.
Scabiophobia - Takut pada kudis.
Scatophobia - Takut pada masalah feses.
Scelerophibia - Takut pada orang jahat atau perampok.
Sciophobia
Sciaphobia - Takut pada bayangan.

Scoleciphobia - Takut pada cacing.
Scolionophobia - Takut sekolah.
Scopophobia or Scoptophobia - Takut dilihat atau ditatap orang.
Scotomaphobia - Takut kebutaan visual.
Scotophobia - Takut pada keggelapan. (Achluophobia)
Scriptophobia - Takut menunggu di tempat umum.
Selachophobia - Takut pada hiu.
Selaphobia - Takut pada kilasan cahaya
Selenophobia - Takut pada bulan.
Seplophobia - Takut pada benda membusuk.
Sesquipedalophobia - Takut pada kata-kata panjang.
Sexophobia - Takut pada lawan jenis. (Heterophobia)
Siderodromophobia - Takut pada kereta, rel kereta api atau berpergian dengan kereta api.
Siderophobia - Talut pada bintang-bintang di langit.
Sinistrophobia - Takut pada benda di sebelah kiri.atau kidal
Sinophobia - Takut pada bangsa dan kebudayaan cina.
Sitophobia or Sitiophobia - Taut pada makanan atau takut makan. (Cibophobia)
Snakephobia - Taut pada ular. (Ophidiophobia)
Soceraphobia-Takut pada orang tua angkat.
Social
Phobia - Takut dievaluasi negatif dalam lingkungan sosial.

Sociophobia - Takut pada masyarakat atau orang secara umum.
Somniphobia - Takut tidur.
Sophophobia - Takut untuk bersandar.
Soteriophobia - Takut bergantung pada orang lain.
Spacephobia - Takut pada angkasa luar.
Spectrophobia - Takut pada hantu.
Spermatophobia or Spermophobia - Takut pada kuman.
Spheksophobia - Takut pada ngengat.
Stasibasiphobia or Stasiphobia - Takut unutk berdiri atau berjalan. (Ambulophobia)
Staurophobia - Takut pada salib dan takut disalibkan.
Stenophobia - Takut pada benda atau tempat sempit.
Stygiophobia or Stigiophobia - Takut pada neraka.
Suriphobia - Takut pada tikus.
Symbolophobia - Takut pada simbolisme.
Symmetrophobia - Takut pada benda simetris.
Syngenesophobia - Takut pada orang dekat/keluarga.
Syphilophobia - Takut pada syphilis.
Tachophobia - Takut pada kecepatan.
Taeniophobia or Teniophobia - Takut pada cacing pita.
Taphephobia
Taphophobia - Takut dikubur hidup-hidup atau takut kuburan.

Tapinophobia - Takut menular.
Taurophobia - Takut pada banteng.
Technophobia - Takut pada teknologi.
Teleophobia - 1) Takut pada rencana tertentu. 2) takut acara keagamaan.
Telephonophobia - Takut pada telepon.
Teratophobia - tkut melahirkan anak yang buruk atau takut pada monster atau takut orang berpenampilan buruk.
Testophobia - Takut untuk menjalani test.
Tetanophobia - Takut kejang mulut atau takut tetanus.
Teutophobia - Takut segala sesuatu tetang jerman.
Textophobia - Takut pada bahan kain tertentu.
Thaasophobia - Takut unutk duduk.
Thalassophobia - Takut pada lautan.
Thanatophobia or Thantophobia - Takut mati atau sekarat.
Theatrophobia - Takut pada teater/bioskop.
Theologicophobia - Taut pada teology.
Theophobia - Takut pada tuhan atau suatu agama.
Thermophobia - Takut kepanasan.
Tocophobia - Takut pada kehamilan dan kelahiran anak.
Tomophobia - Takut dioperasi.
Tonitrophobia - Takut akan guntur.
Topophobia - Takut pada tempat atau situasi tertentu, seperti pentas horor.
Toxiphobia or Toxophobia or Toxicophobia - Takut pada racun atau tidak sengaja keracunan.
Traumatophobia - Takut akan cedera.
Tremophobia - Takut menggigil.
Trichinophobia - Takut akan penyakit yang diakibatkan oleh cacing pita babi.
Trichopathophobia or Trichophobia - Takut pada rambut. (Chaetophobia, Hypertrichophobia)
Triskaidekaphobia - Takut pada angka 13.
Tropophobia - Takut untuk bergerak maju atau untuk berubah.
Trypanophobia - Takut disuntik.
Tuberculophobia - Takut TBC.
Tyrannophobia - Takut pada tirani.
Uranophobia or Ouranophobia - Takut pada surga.
Urophobia - Takut pada urine.
Vaccinophobia - Takut pada vaksinaasi.
Venustraphobia - Takut pada wanita cantik.
Verbophobia - Takut pada kata-kata.
Verminophobia - Takut pada kuman.
Vestiphobia - Takut pada pakaian.
Virginitiphobia - Takut diperkosa.
Vitricophobia - Takut pada ayah angkat.
Walloonphobia - Takut pada Walloons.
Wiccaphobia - Takut pada penyihir dan hal berbau sihir.
Xanthophobia - Takut pada warna kuning atau kata "kuning".
Xenoglossophobia - Takut akan bahasa asing.
Xenophobia - Takut pada orang tak dikenal atau orang asing.
Xerophobia - Takut akan kekeringan.
Xylophobia - 1) Takut pada objek dari kayu. 2) hutan.
Xyrophobia - Takut pada pisau cukur.
Zelophobia - Takut cemburu.
Zeusophobia - Takut pada tuhan atau dewa.
Zemmiphobia - Takut pada tahi lalat besar.
Zoophobia - Takut pada binatang.

Kebutuhan Tidur pada Bayi dan Anak

Masalah tidur pada anak membawa berbagai dampak, yang hingga kini belum didefinisikan secara lengkap, di antaranya adalah gangguan pertumbuhan, kesehatan kardiovaskular, fungsi kognitif dan perilaku sehari-hari. Beberapa penelitian menyatakan bahwa gangguan perilaku disruptif, seperti attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), kadang-kadang disebabkan oleh gangguan tidur yang tidak terdiagnosis. Kemampuan akademik pada berbagai tingkatan usia juga dapat dipengaruhi oleh gangguan tidur yang tidak terdiagnosis. Meskipun dampak gangguan tidur yang tidak disadari ini telah semakin jelas, namun masih sedikit penelitian yang telah dilakukan.


Tidur sebagai keadaan berkurangnya tanggapan dan interaksi dengan lingkungan yang bersifat reversibel dan berlangsung cepat. Dari sudut pandang neurofisiologi, tidur merupakan keadaan khusus dari kewaspadaan otak. Tidur terdiri dari dua komponen: Rapid eye movement (REM) dan non- REM atau yang disebut dengan tidur gelombang lambat. Pada tahap REM aktivitas korteks cukup intensif, sedangkan non- REM disifatkan dengan hilangnya aktifitas korteks yang digambarkan dengan amplitudo yang besar berfrekuensi rendah pada osilasi elektroensefalografi (EEG). Satu siklus tidur yang lengkap pada orang dewasa berlangsung sekitar 90 menit, tetapi pada anak, terlebih bayi berlangsung lebih singkat lagi.


Kebutuhan tidur untuk usia 0-2 bulan

Jumlah tidur yang dibutuhkan 10,5-18 jam perhari. Sifat tidur yaitu pola tidur yang tidak teratur (hingga usia 6-8 minggu) yang berhubungan dengan rasa lapar, periode tidur yang multipel pada siang dan malam hari, tidurnya bersifat aktif seperti tersenyum, menghisap, pergerakan badan.


Tips untuk neonatus:

  1. Perhatikan pola tidur bayi dan kenali tandatanda bila bayi mengantuk
  2. Letakkan bayi di tempat tidurnya saat mengantuk, bukan pada saat dia tertidur
  3. Tidurkan bayi dengan punggung terletak di tempat tidur, wajah dan kepala bebas dari selimut atau barang-barang halus lainnya.
  4. Tempat tidur harus sudah teruji keamanannya 
  5. Ruang tidur yang hening dan gelap dengan temperatur yang nyaman
  6. Doronglah untuk tidur malam 

 

 
Kebutuhan tidur untuk anak usia 2-12 bulan Jumlah tidur yang dibutuhkan sekitar 14-15 jam sehari. Sifat tidur yaitu jumlah tidur malam bertambah, pola tidur mulai terlihat, tidur siang yang awalnya berjumlah 3-4 kali berubah menjadi 1-2 kali di akhir tahun pertama. Sebaiknya ciptakan jadwal tidur yang teratur secara rutin, belajar untuk menenangkan diri sendiri.
Tips untuk bayi:
  1. Ciptakan jadwal tidur harian bayi secara rutin
  2. Ciptakan rutinitas tidur yang konsisten, namun menyenangkan
  3. Tetapkan lingkungan tidur bersahabat
  4. Doronglah bayi anda untuk tertidur secara mandiri dan dapat menenangkan diri sendiri
Kebutuhan tidur usia 1-3 tahun
Jumlah tidur yang dibutuhkan adalah 12-14 jam (tidur siang antara 1,5-3,5 jam). Sifat tidur yaitu tidur di pagi hari semakin berkurang pada usia sekitar 18 bulan. Kebanyakan dapat tidur sepanjang malam dengan jadwal tidur yang teratur.

    Lanjutkan rutinitas waktu tidur, tetapkan waktu, doronglah anak untuk berani tidur sendiri, perlu diperhatikan transisi dari tidur di tempat tidur bayi ke tempat tidur biasa.
Tips untuk anak:
  1. Pertahankan jadwal tidur harian dan konsistensi dengan rutinitas waktu tidur
  2. Lingkungan ruang tidur harus sama setiap malam dan sepanjang malam
  3. Tetapkan waktu untuk tidur
  4. Gunakan objek atau benda yang dapat memberi kenyamanan pada anak seperti boneka, mainan
Kebutuhan tidur untuk anak usia 3-5 tahun (usia prasekolah)

Jumlah tidur yang dibutuhkan sekitar 11-13 jam dalam sehari. Tidur siang biasanya tidak ditemukan lagi pada akhir tahun kelima, pada saat ini mungkin dapat timbul ketakutan di malam hari.
Tips untuk anak usia prasekolah:
  1. Pertahankan suatu jadwal tidur yang teratur dan konsisten
  2. Lanjutkan rutinitas waktu tidur setiap malam
  3. Anak harus berada di dalam lingkungan tidur setiap malam. Ruangan tersebut harus sejuk, hening dan gelap tanpa televisi
  4. Perhatikan adanya kesulitan bernafas, terjaga di malam hari, masalah tidur kronis dan masalah perilaku.
Kebutuhan tidur usia 5-12 tahun
Jumlah tidur yang dibutuhkan sekitar 10-11 jam dalam sehari. Semakin meningkatnya kegiatan anak dapat mengakibatkan berkurangnya tidur. Pengaruh televisi, komputer dan keadaan medis dapat mengganggu tidur. Waspadai adanya masalah tidur yang persisten dan keadaan mengantuk di siang hari.

Tips untuk anak usia sekolah:
  1. Perkenalkan kebiasaan tidur yang sehat, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
  2. Lanjutkan penekanan perlunya jadwal tidur yang teratur dan konsisten
  3. Ruang tidur anak haruslah menunjang tidurnya: sejuk, hening dan gelap, tanpa televisi dan komputer
  4. Tetapkan waktu tidur berdasarkan kesepakatan dengan anak
Perhatikan adanya kesulitan tidur kronis, mendengkur yang keras, kesulitan bernafas, terjaga di malam hari dan seringnya mengantuk di pagi hari.