24 Maret 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

  Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Tujuan
Secara umum : ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasai masalah kesehatannya secara mandiri.
Secara khusus: ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam hal:
  1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
  2. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga
  3. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau yang membutuhkan bantuan atau asuhan keperawatan
  4. Memelihara lingkungan (fisik, psikis, dan sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan kesehatan keluarga
  5. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya: puskesmas, puskesmas pembantu, kartu sehat dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Sasaran
Sasaran dari asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan kesehatan yaitu: keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang berisiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.

Persiapan pemberian asuhan keperawatan keluarga
  1. Menetapkan keluarga sasaran yang akan dikunjungi serta menentukan kasus-kasus yang perlu ditindaklanjuti di rumah, melalui seleksi kasus di Puskesmas/ puskesmas pembantu sesuai prioritas.
  2. Menetapkan jadual kunjungan:
    1. Membuat jadual kunjungan dan nama-nama keluarga yang akan dikunjungi
    2. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota keluarga pengambil keputusan.
  3. Menyiapkan perlengkapan lapangan:
    1. Mempelajari riwayat penyakit klien dari status/ rekam kesehatan keluarga dan pencatatan lain yang ada kaitannya dengan klien tersebut.
    2. Membuat catatan singkat tentang permasalahan klien dan keluarga sebagai dasar kajian lebih lanjut di keluarga.
    3. Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang diperlukan.
    4. PHN kit yang berisi antara lain: peralatan, obat-obat sederhana
    5. Alat bantu penyuluhan

Dalam pelaksanaan kunjungan keluarga sasaran kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
  1. Menciptakan suasana/ hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga
  2.  Menggunakan bahasa yang sederhana
  3. Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
  4. Menginformasikan tujuan kunjungan serta meyakinkan keluarga bahwa kedatangan perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
Tahapan dalam proses keperawatan keluarga meliputi:
  1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
    1. Mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural
    2. Data lingkungan
    3. Struktur dan fungsi keluarga
    4. Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
    5. Perkembangan keluarga
Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah pengkajian:
a.       Fisik
b.      Mental
c.       Emosi
d.      Sosial
e.       Spiritual
  1. Perumusan diagnosa keperawatan
  2. Penyusunan perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.
  1. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang telah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah.
  1. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode: wawancara keluarga; observasi fasilitas rumah; pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut sampai ujung kaki); data sekunder (hasil laborat, hasil x-ray, dsb). Hal yang perlu dikaji dalam keluarga:
                                                                                                                             

I.     Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
1.                                                                                                                                 Nama kepala keluarga (KK)
2.                                                                                                                                 Alamat dan telphon
3.                                                                                                                                 Pekerjaan kepala keluarga
4.                                                                                                                                 Pendidikan kepala keluarga
5.                                                                                                                                 Komposisi keluarga

No.
Nama
JK
Hub dg KK
umur
Pnddkn
Status imunisasi
Ket
BCG
Polio
DPT
Hepatitis B
campak
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3



























Genogram:
Simbol-simbol yang biasa digunakan (Friedman, 1998)à lihat Friedman, 1998, hal. 175.




Laki-laki   Perempuan    Identifikasi klien    Meninggal   Menikah     Pisah      cerai




Anak angkat     Aborsi        Kembar      Tinggal dalam satu rumah

6.                                                                                                                                 Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7.                                                                                                                                 Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8.                                                                                                                                 Agama
Pengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9.                                                                                                                                 Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
10.                                                                                                                             Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempaty rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
  
II.  Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Contoh: Keluarga Tn. X mempunyai 3 orang anak, anak pertama berusia 8 th dan anak kedua berumur 4 th, anak ketiga berumur 2 th. Maka keluarga Tn. X berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
13. Riwayat keluarga inti
menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
14. Riwayat keluarga sebelumnya
       dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

III.   Pengkajian Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, status kepemilikan rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/ kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
17. Mobilisasi geografis keluarga
Mobilisasi geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. Berapa lama tinggal di daerah tersebut.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga berinteraksi denganh masyarakat.
19. Sistem pendukung keluarga
yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.
Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.


IV.   Struktur Keluarga
20. Pola komunikasi keluarga
     menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
21. Struktur kekuatan  keluarga
kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku di keluarga tersebut.
22. Struktur peran
menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
23. Nilai atau norma keluarga
menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

V.      Fungsi Keluarga
24. Fungsi afektif      
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
25. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
26. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah: berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
27. Fungsi ekonomi
Yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah: sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
28. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat. Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:
a.       Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b.      Untuk mengetahui kemapuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
-       Sejauhmana kemampuan keluarga keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
-       Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
-       Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
-       Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
-       Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
-       Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
-       Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
-       Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah
c.       Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji hal berikut:
-            Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat,penyebaran,komplikasi, prognosa, dan cara perawatannya)
-            Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
-            Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
-            sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan/ finasial, fasilitas fisik, psikososial)
-            bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit
d.      untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah:
-                                                              sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki
-       sejauhmana keluarga melihat keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan
-                                                              sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi
-                                                              sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit
-                                                              sejauhmana sikap/ pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi
-                                                              sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga
e.       untuk mengrtahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/ pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah:
-                                                              sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
-       sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
-       sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
-       apakah  keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
-       apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

VI. Stres dan Koping Keluarga

29. stressor jangka pendek dan pnjang
a.                stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan
b.                stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
30. kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
31. strategi koping yang digunakan
     strategi koping apa  yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
32. strategi adaptasi disfungsional
dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional (no good) yang digunakan keluarga bila menhadapi permasalahan

VII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode pemeriksaan fisik yang digunakan  tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik (head to toe)

VIII. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

Perumusan  diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.
Tipologi diagnosa keperawatan:
1.    Aktual : terjadi defisit/ gangguan kesehatan
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.
Contoh :
-       Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan pada balita F keluarga Bpk. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gangguan nutrisi
-       Keterbatasab pergerakan pada lansia A keluarga Bpk. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik)
-       Pereubahan peran pada Bpk S  dalam keluarga Bpk. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai suami

2.    Risiko : ancaman kesehatan
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
Contoh:
-       risiko terjadi konflik pada keluarga Bpk. K berhubungan dengan ketridakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.
-       Risiko gangguan perkembangan pada balita F keluarga Bpk. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap balitanya.
-       Risiko gangguan pergerakan pada lansia G keluarga Bpk A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan rematik

3.    Potensial : keadaan sejahtera atau “wellness”
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Contoh:
-       Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil  (ibu A) keluarga Bpk.S
-       Potensial peninghkatan status kesehatan pada bayi G keluarga Bpk Z
-       Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga Bp.L

Etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus  untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera/ “wellness”) menggunakan/ boleh tidak menggunakan etiologi.
Bila ditemukan etiologi mulai dari tugas kesehatan keluarga 1, 2, 3, maka cukup diangkat tugas ke-3 saja sebagai etiologinya yaitu Ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan. Bila ditemukan hanya tugas ke-4 maka etiologinya  KMK dalam memodifikasi lingkungan.Bila ditemukan hanya tugas ke-5 maka etiologinya KMK menggunakan fasilitas kesehatan. Bila ditemukan tugas 1 sampai 5 bermasaah di keluarga, maka sebagai etiologinya adalah tugas ke-3 yaitu KMK melakukan perawatan.
Dalam satu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditwemukan dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut:

 

Skala untuk menentukan prioritas

 asuhan keperawatan keluarga (Bailon dan Maglaya, 1978)

No.

Kriteria

Skor
Bobot
1.
Sifat masalah
Skala:



1
-    Tidak/ kurang sehat/ aktual
3


-       Ancaman kesehatan/ risiko

2


-       Keadaan sejahtera/ potensial

1

2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala:

2
-       Mudah

2

-       sebagian

1

-       tidak dapat

0

3.
Petensi masalah untuk dicegah
Skala:

1
-        tinggi

3

-       cukup

2

-       rendah

1

4.
Menonjolnya masalah
Skala:

1
-       masalah berat, harus segera ditangani
2

-       ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
1

-       masalah tidak dirasakan
0



Skoring :
  1. Tentukan skore untuk setiap kriteria
  2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skore    X   Bobot

                        Angka tertinggi

  1. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:
Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/ kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.

Untuk kriteria yang kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:
-       pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
-       sumber daya keluarga: dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
-       sumber daya perawat: dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
-       sumber daya masyarakat: dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakatdan sokongan masyarakat

Untuk  kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
-       kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
-       lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
-       tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah
-       adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah

Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

Perencanaan  keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
                                     
Tahapan tindakan keperawatan keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut:
1.    menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
-       memberikan informasi
-       mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
-       mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalal
2.    menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
-       mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
-       mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
-       mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan
3.    memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara:
-       mendemonstrasikan cara perawatan
-       menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
-       mengawasi keluarga melakukan perawatan
4.    membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara:
-       menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
-       melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
5.    memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:
-       mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
-       membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S (Subyektif) adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya: keluarga mengatakan nyeri persendiannya berkurang.

O (Obyektif) adalah hal-hal yang teramati/ ditemui oleh perawat secara obyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya: BB naik 0,5 Kg dalam satu bulan.

A (Analisa) adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkaitdengan diagnosis.

P (Planning) adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Rujukan

Bailon, G dan Maglaya. (1978). Family health nursing. Philippines: UP. College of Nursing
Carpenito, L.J. (1992). Nursing diagnosis: application to clinical practice. Philadelphia: J.B. Lipincott
Depkes, RI. (1998). Panduan asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: Depkes RI
Friedman, M.M. (1998). Family nursing; theory and asssessment. Connnecticut: Appleton-Century-Cropts
Keliat, B.A. (1992). Asuhan keperawatan kesehatan keluarga. Tasikmalaya: PPNI
Rekawati, E. (2000). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: FIKUI
Stolte, K.M. (1996). Wellness nursing diagnosis for health promotion. Philadelphia: Lippincott








Tidak ada komentar:

Posting Komentar